Posts Tagged ‘Boneka sebagai Media Pembelajaran’
Distributor boneka???
Boneka sekarang ini menjadi barang yang marak dipasarkan melalui
internet banyak distributor dan suplier boneka berlomba lomba untuk
memasarkan serta menjual produknya dengan cara yang efektif dan efisien.
Secara khusus pengertian mengenai boneka ialah tiruan bentuk manusia
dan bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model
perbandingan. Boneka dalam penampilannya memiliki karakteristik khusus,
maka dalam bahasan ini dibicarakan tersendiri. Dalam penggunaan boneka
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam
sandiwara boneka.
Boneka, hewan, dan miniature (dolls, animals, and miniatures)
Boneka merupakan model dari manusia, atau yang menyerupai manusia
(contohnya Bert), atau hewan. Seringkali boneka dimaksudkan untuk
dekorasi atau koleksi untuk anak yang sudah besar atau orang dewasa,
namun kebanyakan boneka ditujukan sebagai mainan untuk anak-anak,
terutama anak perempuan.
Sejak tahun 1940-an pemakaian boneka ebagai media pendidikan menjadi
populer dan banyak digunakan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan di
Amerika. Di Eropa seni pembuatan boneka telah sangat tua dan sangat
populer serta lebih tinggi tingkat keahliannya dibandingkan di Amerika.
Di Indonesia penggunaan boneka sebagai media pendidikan massa bukan
merupakan sesuatu yang asing. Di Jawa Barat dikenal boneka tongkat yang
disebut “Wayang Golek” dipakai untuk memainkan cerita-cerita Mahabarata
dan Ramayana. Di Jawa Timur dan di Jawa Tengah dibuat pula boneka
tongkat dalam dua dimensi yang dibuat dari kayu dan disebut dengan nama
“Wayang Krucil”. Di Jawa Tengah dan di Jawa Timur pula dikenal dengan
boneka bayang-bayang yang disebut “Wayang Kulit”.
Untuk keperluan sekolah dapat dibuat boneka yang disesuaikan dengan
cerita-cerita jaman sekarang. Untuk tiap daerah pembuatan boneka ini
disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing.
Macam-macam Boneka
Dilihat dari bentuk dan cara memainkannya dikenal beberapa jenis boneka, antara lain:
Boneka jari
Boneka ini dibuat dengan alat sederhana seperti tutup botol, bola
pingpong, bambu kecil yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai
dengan namanya boneka ini dima-inkan dengan menggunakan jari tangan.
Kepala boneka diletakkan pada ujung jari kita/ dalam. Dapat juga dibuat
dari semacam sarung tangan, dimana pada ujung jari sarung ta-ngan
tersebut sudah berbentuk kepala boneka dan dengan demikian kita/ dalam
tinggal memainkannya saja.
Boneka Tangan
Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu tokoh,
lain halnya dengan boneka tangan. Pada boneka tangan ini satu tangan
kita hanya dapat memainkan satu boneka. Disebut boneka tangan, karena
boneka ini hanya terdiri dari kepala dan dua tangan saja, sedangkan
bagian badan dan kakinya hanya merupakan baju yang akan menutup lengan
orang yang memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai
tangan (tanpa menggunakan alat bantu yang lain).
Cara memainkanya adalah jari telunjuk untuk memainkan atau menggerakkan
kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan. Di
Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan/
pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilak-sanakan, bahkan dipakai
diluar sekolah yaitu pada siaran TVRI dengan film seri boneka “Si Unyil”
Boneka Tongkat
Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan menggunakan
tongkat. Tongkat-tongkat ini dihubungkan dengan tangan dan tubuh boneka.
Wayang Golek di Jawa Barat misalnya adalah termasuk boneka jenis ini.
Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media pendidikan/
pembelajaran di sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat sesuai dengan
keadaan sekarang. Misalnya dibuat tokoh tentara, pedagang, lurah,
nelayan dan sebagainya Boneka tongkat dapat dibuat darikayu yang lunak
seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.
Boneka Tali
Boneka tali atau “Marionet” banyak dipakai dinegara barat. Perbedaan
yang menyolok antara boneka tali dengan boneka yang lain adalah, boneka
tali bagian kepala, tangan, dan kaki dapat digerak-gerakkan menurut
kehendak kita/dalangnya. Cara meng-gerakkannya dengan tali. Dengan
demikian maka kedudukan tangan orang yang memain-kannya berada di atas
boneka yang dimainkannya. Untuk memainkan boneka tali diperlukan
latihan-latihan yang teratur, sebab memainkan boneka tali ini memerlukan
keterampilan yang lebih sulit dibandingkan dengan memainkan
boneka-boneka yang lainnya. Adakan tetapi memiliki kelebihan lebih hidup
dari pada boneka yang lain, karena mendekati gerak manusia atau tokoh
yang sebenarnya.
Boneka Bayang-bayang
Boneka bayang-bayang (Sadhow Puppet) adalah jenis boneka yang cara
memainkannya dengan mempertontonkan gerak bayang-bayang dari boneka
tersebut. Di Indonesia khususnya di Jawa dikenal dengan “Wayang kulit”.
Namun untuk keperluan sekolah, wayang semacam ini dirasakan kurang
efektif, karena untuk memainkan boneka ini diperlukan ruangan
gelap/tertutup. lagi pula diperlukan lampu untuk membuat bayang-bayang
layar.
Keuntungan Penggunaan Boneka
Beberapa keuntungan penggunaan boneka untuk sandiwara adalah:
1) Tidak memerlukan waktu yang banyak, biaya dan persiapan yang terlalu rumit.
2) Tidak banyak memakan tempat, panggung sandiwara boneka dapat dibuat cukup kecil dan sederhana.
3) Tidak menuntut keterampilan yang rumit bagi yang akan memainkannya.
4) Dapat mengembangkan imajinasi anak, mempertinggi keaktifan dan menambah suasana gembira.
Petunjuk Penggunaan Boneka sebagai Media Pembelajaran
Agar boneka dapat menjadi media instruksional yang efektif, maka perlu kita per-hatikan beberapa hal yang antara lain adalah:
(1) Rumusan tujuan pembelajaran dengan jelas. Dengan demikian akan dapat
diketahui, Apakah tepat digunakan permainan sandiwara boneka atau
sandiwara yang lain.
(2) Buatlah naskah atau skenario sandiwara yang akan dimainkan secara
terperinci. Baik dialognya, settingnya dan adegannya harus disusun
secara cermat, sekalipun dalangnya dimungkinkan untuk berimprovisasi
saat ia mendalang/memainkan boneka tersebut.
(3) Permainan boneka mementingkan gerak dari pada kata. Karena itu
pembicaraan jangan terlalu panjang, dapat menjemukan penonton. Untuk
anak-anak usia kelas rendah sekolah dasar atau anak-anak TK, sebaiknya
permainan boneka dirancang untuk banyak melibatkan dialog dengan anak
pada saat permainan.
(4) Permainan sandiwara boneka jangan terlalu lama, kira-kira 10 sampai
15 menit. Agar pesan khusus yang disampaikan kepada anak dalam permainan
sandiwara boneka tersebut dapat ditangkap/dimengerti oleh
anak-anak/penonton.
(5) Hendaknya diselingi dengan nyanyian, kalau perlu penonton diajak
nyanyi bersama. Bila perlu dilanjutkan dengan dialog atau diskusi dengan
anak-anak/penonton untuk memantapkan pesan nilai yang diajarkan.
(6) Isi cerita hendaknya sesuai dengan umur dan kemampuan serta daya imajinasi anak-anak yang menonton.
(7) Selesai permainan sandiwara, hendaknya diadakan kegiatan lanjutan
seperti tanya-jawab, diskusi atau menceritakan kembali tentang isi
cerita yang disajikan.
(8) Jika memungkinkan, berilah kesempatan kepada anak-anak untuk memainkannya.